Friday, November 2, 2018

Pantun Cinta Ibu Tersayang

Ibu... sebuah nama yang begitu indah ketika disebut.

Sosok yang penuh kasih dan pengorbanan. Ibu yaitu lambang dari cinta murni.

Pantun cinta Ibu ini yaitu kumpulan pantun yang berisikan ungkapan cinta untuk ibu.

Juga berisi nasehat-nasehat baik untuk berbakti maupun nasehat kehidupan.

Pantun cinta ibu termasuk pantun nasehat. Karena di dalamnya berisikan nilai-nilai akhlak.

Setiap bait dalam pantun kami, merupakan pantun asli. Kami membuatnya sendiri. Tidak meniru ataupun copas.

Oleh alasannya itu, Anda sanggup menikmatinya tanpa perlu ragu.


CINTA IBU SEPANJANG MASA


Belang hitam si anak rusa,
Makan rumput terasa gurih.
Cinta ibu sepanjang masa,
Tiada bermusim tiada pamrih.

Pergi ke payau dangkal airnya,
Dalam maritim tiada diduga.
Cinta ibu awet selamanya,
Rela berkorban jiwa dan raga.

Wanita manis pintar menyulam,
Membuat renda tak kepayahan.
Doa Ibu siang dan malam,
Untuk anaknya mohonkan kebahagiaan.

Nikmat nian makan lemang,
Bolu nanas habis seloyang.
Waktu kecil saya ditimang,
Dibelai dengan kasih sayang.

Qorun kaya laksana raja,
Bertumpuk harta banyak emasnya.
Rela berkorban apa saja,
Demi kebahagiaan putra-putrinya.

Ikan sepat masak digoreng,
Ikan gabus lepas ke kolam.
Rindu ibu selalu mendongeng,
Sebelum tidur setiap malam.


PANTUN KASIH SAYANG UNTUK IBU


Senja tiba bermain layang,
Burung bangau berterbangan.
Dulu ditimang dan disayang-sayang,
Saatnya sekarang berikan kebahagiaan.

Putih warna sarung sorban,
Dari pak haji patut dikenang.
Dulu ibu banyak berkorban,
Kini saatnya membuatnya senang.

Jangan pergi ke selat Malaka,
Jika tak pintar mengarung ombaknya.
Jangan jadi anak durhaka,
Tak berterimakasih k’pada orang tua.

Sungguh indah kota Mekah,
Kepada teman berikirim surat.
Ridha ibu membawa berkah,
Hidup senang dunia akhirat.

Beli satu menerima dua,
Putih bulu sayap angsa.
Mengurus Ibu di masa tua,
Adalah tiket menuju surga.

Kain batik banyak sepeti,
Corak daun bunga melati.
Jadilah anak yang berbakti,
Perintah ibu dituruti.

Tuk Dalang duduk termenung,
Jatuh tertidur sampai melena.
Walau harta setinggi gunung,
Durhaka kepada ibu apalah guna.



PANTUN UNTUK IBU DAN AYAH


Bukit Tinggi daerah pertapa,
Jalan terjal banyak keloknya.
Karena kasih sayang ibu bapak,
ananda hidup dengan bahagia.

Pisau kecil namanya badik,
Perahu kecil gampang karam.
Sewaktu kecil selalu dididik,
Setelah arif balig cukup akal barulah paham.

Kenangan kemudian tiba membayang,
Air mata mulai berjatuhan.
Disiplin bukan alasannya tak sayang,
Ajaran Ibu Bapak sekarang kurasakan.


KASIH SAYANG KELUARGA


Makan tebu makan kelapa,
Tebu kecil berkerat-kerat.
Hormati Ibu serta Bapak,
Agar terhormat di dunia akhirat.

Kalau hujan pakailah payung,
Payung hitam murah harganya.
Walau harta setinggi gunung,
Durhaka kepada Ibu apalah gunanya.

Panjat tebing panjang belimbing,
Jauh jalan ke kota Medan.
Hendaklah bapak jadi pembimbing,
Memberi nasehat serta teladan.

Jalan-jalan ke Tanjung Pinang,
Membeli kain ke kota Mataram.
Ibu laksana danau yang tenang,
Membuat rumah terasa tentram.

Jika ada durian runtuh,
Itulah tanda diambil boleh.
Jika anak taat dan patuh,
Itulah tanda anah yang shaleh.

Mari berkebun buah naga,
Warna merah sedap rasanya.
Kasih sayang sesama keluarga,
Hidup senang selalu terasa.


PANTUN IBU TERSAYANG


Hujan turun angin melanda,
Kopi hangat di atas meja.
Rindu hati kepada Ibunda,
Ingin dibelai dan dimanja.

Sampan bahtera terikat tambang,
Burung lepas terbang melayang.
Sewaktu kecil selalu ditimang,
Hidup senang ada yang sayang.

Memang manis Ibu ratu,
Cantiknya sungguh tiada banding.
Masakan ibu nomor satu,
Sedap rasanya tiada banding.

Cari walet ke dalam gua,
Jalan terjal alangkah susahnya.
Setiap hari selalu berdoa,
Semoga Ibu menerima rahmat-Nya.



PANTUN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA


Mentari terbit hari lah siang,
Berkokok ayam punya tetangga.
Ingatlah wahai ananda sayang,
Patuh pada Ibu pembuka surga.

Dari mana walang sangit,
Dari sawah banyak padinya.
Walau ilmu setinggi langit,
Tiada berbakti, apa gunanya.

Turun ke kali main ke rawa,
Lihat kerikil berbongkah-bongkah.
Berbakti kepada orang tua,
Itulah awal hidup yang berkah.

Anak belanda makannya roti,
Main pisau main belati.
Jika hati orang bau tanah tersakiti,
Hidupmu sempit tiada berarti.

Waktu kecil sering tertawa,
tertawa itu tanda bahagia.
Siapa yang durhaka pada orang tua,
Niscaya susah selama-lamanya.


PANTUN UNTUK AYAH


Jagalah pandangan jagalah mata,
Jangan dibiarkan nanti berdosa.
Terimakasih wahai Ayah tercinta,
Bekerja keras untuk keluarga.

Bambu kuning susah patah,
Baik dibentuk menjadi galah.
Siang malam mencari nafkah,
Agar kami sanggup sekolah.

Di ladang bertumpuk jerami,
Dibawa petani ke dalam pedati.
Wahai Ayah doakan kami,
Agar menjadi anak berbakti.

No comments:

Post a Comment