Thursday, December 6, 2018

Semua Orang Dapat Jatuh Cinta, Tapi Sanggupkah Mencintai

Ya, betapa mudahnya manusia mengucapkan ‘Aku cinta padamu.” Padahal bergotong-royong beliau tidak benar-benar mencintai.

Jatuh cinta itu mudah.

Saat engkau terpesona oleh paras wajahnya, terpukau oleh keindahan pribadinya, ataupun engkau tidak tau dengan alasannya apakah engkau merindukan dirinya.

Jatuh cinta itu mudah.

Ketika detak jantungmu lebih cepat ketika mata beradu pandang dengannya. Atau pikiranmu tak menentu kala berjumpa dengannya.

Itulah cinta.

 Saat engkau terpesona oleh paras wajahnya Semua Orang Bisa Jatuh Cinta, Tapi Sanggupkah Mencintai
Mencintai tidaklah semudah jatuh cinta.

Tetapi hanya sedikit orang yang mampu mencintai.

Mencintai ialah memperlihatkan kebahagiaan untuk dirinya. Memenuhi segenap relung hatinya dengan kedamaian.

Membuat bibirnya tersenyum alasannya seseorang begitu perhatian kepadanya.

Mencintai ialah mendapatkan sepenuh hati segenap kelebihan yang dimilikinya. Bibirmu memujinya, hatimu mengakuinya, dan jiwamu menghormatinya.

Mencintai berarti mendapatkan dengan lapang hati seluruh kekurangannya; kekurangan yang tidak engkau sukai...

...lalu dengan penuh kesabaran engkau menutupi kekurangannya.


Kekurangannya Adalah Kesempatan Untuk Membuktikan


Bahwa dirimu benar-benar mencintai. Engkau mengakibatkan kekurangan itu sebagai kesempatan untuk mendidiknya...

...mendidiknya dengan penuh kebijaksanaan.

Sehingga lambat laun beliau berubah ke arah yang lebih baik. Dan perlahan-lahan kekurangannya berangsur hilang...

Dan ketika engkau melihatnya menjadi langsung yang lebih baik, engkau menyampaikan padanya, “Betapa saya senang mempunyai pasangan hidup sepertimu.”

Engkau Belum Mencintainya Jika...


Engkau belum dikatakan menyayangi bila hanya mengakibatkan dirinya sebagai sumber kebahagiaan dirimu sendiri.

Banyak orang yang mengatakan, “Aku mencintaimu, berkorban untukmu, setia padamu.”

Padahal hakikatnya ketika menyampaikan ‘Aku cinta padamu’ kenyataannya yaitu ‘Kamu yaitu alat untuk membahagiakan diriku.’

Ia menyayangi bukan untuk memberi kebahagiaan, melainkan untuk mendapatkan kebahagiaan.

Ia hanya ingin mendapatkan kenyamanan, kesenangan, dan kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Bukan untuk orang yang dicintainya.

Maka tak mengherankan bila beliau berpisah, maka patahlah hatinya.

Bukan lantaran kepergian orang yang dicintainya, namun lantaran beliau kehilangan alat untuk membahagiakan dirinya.

Maka dari itu...

Sekali lagi kukatakan. Jatuh cinta itu mudah. Namun hanya sedikit orang yang bisa mencintai.

Bagaimana dengan dirimu, sahabat. Apakah engkau termasuk golongan yang jatuh cinta, ataukah orang yang benar-benar mencintai?

Maka di pagi yang indah ini, cobalah untuk berguru menyayangi sepenuh hati.

No comments:

Post a Comment